Jumat, 22 Juni 2012

REVITALISASI PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN STABILITAS POLITIK


A. Pengantar.
Tokoh masyarakat pernah memiliki peran sentral dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai peran telah dimainkan dalam memberikan sumbangsihnya kepada bangsa dan Negara. Banyak keberhasilan pembangunan di Indonesia yang melibatkan tokoh masya-rakat sebagai ujung tombak gerakan pembaharuan dan perubahan menuju kearah yang dianggap lebih baik oleh pemerintah (terutama masa orde baru).
Berbagai peran yang pernah dimainkan oleh tokoh masyarakat dalam pembangunan misalnya; pada program keluarga berencana, program penanaman padi bibit unggul, pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, penggunaan pupuk jenis pil, dan masih banyak peran yang dimainkan oleh tokoh masyarakat dalam bidang pembanguan.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka setelah reformasi peran tokoh masyarakat sedikit demi sedikit memudar meskipun belum bisa dikatakan hilang sama sekali. Pergolakan politik pada masa reformasi banyak memunculkan tokoh-tokoh politik, tetapi belum tentu mereka bisa menjadi tokoh masyarakat.
Oleh karena itu kiranya menarik untuk membicarakan peran yang bisa dimainkan oleh tokoh masyarakat, dimana salah satunya adalah peran di dalam meningkatkan stabilitas politik khususnya di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Penulisan judul tersebut merupakan “lemparan bola” untuk didiskusikan, dan merupakan refleksi atas memudarnya peran tokoh masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan termasuk dalam membangun stabilitas politik.
1.  Tokoh Masyarakat.
Tokoh masyarakat adalah orang yang terkemuka dan kenamaan dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Dengan demikian penokohan seseorang tentunya bersifat time specific (tergantung dari waktunya) dan culture specific (tergantung dari tempatnya). Seorang yang ditokohkan biasanya memiliki sifat keteladanan, artinya dapat dijadikan contoh dan diteladani sifat-sifat baiknya. Oleh karena itu dalam ajaran kepemimpinan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki tiga sifat utama yaitu; ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Hal yang demikian tentunya harus dimiliki pula pada mereka yang ditokohkan oleh masyarakat.
Banyak alasan mengapa seseorang dianggap sebagai tokoh dalam masyarakat, diantaranya adalah:
a.  Karena pendidikan.
b.  Karena pekerjaan.
c.   Karena kekayaan.
d.  Karena keahlian.
e.   Karena keturunan, dll.
Namun demikian berbagai faktor yang menjadi latar belakang seseorang menjadi tokoh tidak akan baik kalau dalam dirinya tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh karena itu kemampuan mempeng-aruhi orang lain merupakan perpaduan yang jika digabungkan dengan faktor-faktor tersebut. Semakin banyak seseorang memiliki atribut tersebut ditambah jiwa kepemimpinan dan keteladanan maka orang tersebut akan semakin ditokohkan.
2.  Stabilitas Politik.
Stabilitas politik adalah sistem sosial dan politik tertentu untuk mempertahankan tatanan dinamis dan kontinuitas. Secara khusus, mengacu pada ketidakstabilan politik global dan kerusuhan sosial, rezim tidak terjadi dengan sifat tiba-tiba perubahan, warga untuk tidak menggunakan cara ilegal untuk berpartisipasi dalam politik atau untuk merebut kekuasaan, pemerintah tidak menggunakan kekerasan atau pemaksaan untuk menekan perilaku sipil dan politik, untuk menjaga ketertiban sosial. Singkatnya, stabilitas politik adalah konflik sosial dalam urutan tertentu.
Karakteristik stabilitas politik dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.  Tidak mengabaikan konflik kelas dan perjuangan kelas.
b.  Konflik tetap di "order" dalam lingkup masyarakat.
c.   Ada banyak cara untuk menyelesaikan konflik diantaranya perda-maian ekonomi, budaya, politik, dan cara kekerasan.
d.  Harus taat pada hukum, kontradiksi produksi sosial, dan pembangun-an ekonomi
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas politik, diantaranya adalah:
a.  Korupsi.
b.  Distribusi kekayaan yang tidak merata.
c.   Kesalahan dalam pengambilan keputusan.
d.  Kekuatan musuh dalam dan luar negeri.

B.  Peran Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Stabilitas Politik.
Untuk meningkatkan stabilitas politik, maka tokoh masyarakat di Kabupaten Sukoharjo perlu mengambil bagian dan berperan serta dalam:
1.   Ikut terlibat secara aktif dalam menetapkan hak-hak yang mem-batasi kekuasaan dari mekanisme anti-korupsi, dengan penuh semangat berjuang melawan korupsi dan untuk mencegah korupsi kekuasaan politik pada tingkat tertentu. Tokoh masyarakat harus mampu membe-rikan pengertian bahaya korupsi kepada masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu tokoh masyarakat sebisa mungkin aktif dalam kegiatan di lingkungannya baik yang bersifat sosial, ekonomi maupun politik. Hal ini akan lebih baik lagi kalau tokoh masyarakat dapat berkecimpung secara aktif dalam organisasi-organisasi atau lembaga yang ada di tingkat desa.
2.   Ikut serta aktif dlam kegiatan untuk mempercepat pengembang-an ekonomi, dengan mempertimbangkan azas keadilan dan memberikan kondisi-kondisi material yang baik untuk stabilitas politik. Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa kemiskinan adalah sumber ketidak-stabilan, oleh karena itu pemberantasan kemiskinan, pencapaian modernisasi ekonomi diperlukan untuk menciptakan stabilitas politik. Oleh karena itu tokoh masyarakat perlu untuk mendorong masyarakat bersama-sama dengan pemerintah setempat untuk mendirikan koperasi atau lembaga yang sejenis. Selain itu tokoh masyarakat perlu ikut mendorong generasi muda untuk memiliki jiwa wirausaha dengan menggandeng lembaga terkait.
3.   Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka tokoh masyarakat perlu peningkatan kesadaran rakyat akan kemampuan mereka, akan hak dan kewajibannya, dan mampu menggunakan kemampuan dan pengetahuannya. Oleh karena itu sebagai tokoh masyarakat harus mendorong masyarakat untuk; (a) berpartisipasi dalam proses pengabilan keputusan pada tingkat lokal, (b) memilih kepemimpinan yang mempresentasikan kepentingan mereka pada tingkat lokal, regional maupun nasional (c) membagi kekuasaan secara demokratis, (d) mengalokasikan sumber-sumber komunal secara adil.
4.   Berpartisipasi aktif dalam membentuk masyarakat yang memiliki keteguhan hati, disiplin yang tinggi, dan mau serta mau bekerja keras perlu penanaman nilai-nilai wawasan kebangsaan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut perlu ditanamkan kesadaran bela negara yang bertujuan untuk menggugah kesadaran akan nilai-nilai perjuangan bangsa dalam berbagai tataran, yaitu, (1) tataran individu (personal), pada tataran ini masyarakat perlu nilai dalam kehidupannya yang ditunjukkan dalam sikap dan perilaku. Oleh karena itu masyarakat harus mampu melakukan internalisasi nilai-nilai kehidupan sehingga mampu merumuskan pemikiran, putusan dan tindakan. (2) tataran masyarakat (community), pada tataran ini masyarakat harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. (3) tataran bangsa (nation), pada tataran ini masyarakat harus dapat menjaga perasaan kebersamaan dalam mendukung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa sebagai bentuk perjanjian sosial (social contract).
C. Penutup.  
       Pada bagian akhir ini saya ingin menyampaikan bahwa, begitu besar peran  yang dapat dimainkan oleh tokoh masyarakat untuk meningkatkan stabilitas nasional. Sejarah telah mencatat perjuangan yang dilakukan tokoh masyarakat dalam menciptakan dan meningkatkan stabilitas politik. Namun demikian perlu disadari adanya hambatan dan tantangan yang cukup berat dalam menciptakan dan meningkatkan stabilitas politik, oleh karena itu semua pihak harus memiliki kepedulian dalam menumbuh-suburkan stabilitas politik. Selain itu dalam diri tokoh masyarakat harus selalu tertanam optimisme, disiplin dan jiwa kejuangan yang tinggi.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar