A. Pengantar.
Tokoh masyarakat pernah memiliki peran sentral
dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai peran telah
dimainkan dalam memberikan sumbangsihnya kepada bangsa dan Negara. Banyak
keberhasilan pembangunan di Indonesia yang melibatkan tokoh masya-rakat sebagai
ujung tombak gerakan pembaharuan dan perubahan menuju kearah yang dianggap
lebih baik oleh pemerintah (terutama masa orde baru).
Berbagai peran yang pernah dimainkan oleh tokoh
masyarakat dalam pembangunan misalnya; pada program keluarga berencana, program
penanaman padi bibit unggul, pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila, penggunaan pupuk jenis pil, dan masih banyak peran yang dimainkan
oleh tokoh masyarakat dalam bidang pembanguan.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka setelah
reformasi peran tokoh masyarakat sedikit demi sedikit memudar meskipun belum
bisa dikatakan hilang sama sekali. Pergolakan politik pada masa reformasi banyak
memunculkan tokoh-tokoh politik, tetapi belum tentu mereka bisa menjadi tokoh
masyarakat.
Oleh karena itu kiranya menarik untuk
membicarakan peran yang bisa dimainkan oleh tokoh masyarakat, dimana salah
satunya adalah peran di dalam meningkatkan stabilitas politik khususnya di
wilayah Kabupaten Sukoharjo. Penulisan judul tersebut merupakan “lemparan bola”
untuk didiskusikan, dan merupakan refleksi atas memudarnya peran tokoh
masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan termasuk dalam membangun
stabilitas politik.
1. Tokoh Masyarakat.
Tokoh masyarakat adalah orang yang terkemuka dan
kenamaan dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Dengan demikian
penokohan seseorang tentunya bersifat time specific (tergantung dari waktunya)
dan culture specific (tergantung dari tempatnya). Seorang yang ditokohkan
biasanya memiliki sifat keteladanan, artinya dapat dijadikan contoh dan
diteladani sifat-sifat baiknya. Oleh karena itu dalam ajaran kepemimpinan yang
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa seorang pemimpin yang baik harus
memiliki tiga sifat utama yaitu; ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun
karsa, dan tut wuri handayani. Hal yang demikian tentunya harus
dimiliki pula pada mereka yang ditokohkan oleh masyarakat.
Banyak alasan mengapa seseorang dianggap sebagai
tokoh dalam masyarakat, diantaranya adalah:
a. Karena
pendidikan.
b. Karena
pekerjaan.
c. Karena
kekayaan.
d. Karena
keahlian.
e. Karena
keturunan, dll.
Namun demikian berbagai faktor yang menjadi
latar belakang seseorang menjadi tokoh tidak akan baik kalau dalam dirinya
tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh karena itu kemampuan mempeng-aruhi orang
lain merupakan perpaduan yang jika digabungkan dengan faktor-faktor tersebut.
Semakin banyak seseorang memiliki atribut tersebut ditambah jiwa kepemimpinan
dan keteladanan maka orang tersebut akan semakin ditokohkan.
2. Stabilitas Politik.
Stabilitas politik adalah sistem sosial dan
politik tertentu untuk mempertahankan tatanan dinamis dan kontinuitas. Secara
khusus, mengacu pada ketidakstabilan politik global dan kerusuhan sosial, rezim
tidak terjadi dengan sifat tiba-tiba perubahan, warga untuk tidak menggunakan
cara ilegal untuk berpartisipasi dalam politik atau untuk merebut kekuasaan,
pemerintah tidak menggunakan kekerasan atau pemaksaan untuk menekan perilaku
sipil dan politik, untuk menjaga ketertiban sosial. Singkatnya, stabilitas
politik adalah konflik sosial dalam urutan tertentu.
Karakteristik stabilitas politik dapat dilihat dari
beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tidak
mengabaikan konflik kelas dan perjuangan kelas.
b. Konflik
tetap di "order" dalam lingkup masyarakat.
c. Ada banyak
cara untuk menyelesaikan konflik diantaranya perda-maian ekonomi, budaya,
politik, dan cara kekerasan.
d. Harus taat
pada hukum, kontradiksi produksi sosial, dan pembangun-an ekonomi
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas politik, diantaranya adalah:
a. Korupsi.
b. Distribusi
kekayaan yang tidak merata.
c. Kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
d. Kekuatan
musuh dalam dan luar negeri.
B. Peran Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan
Stabilitas Politik.
Untuk meningkatkan stabilitas politik, maka
tokoh masyarakat di Kabupaten Sukoharjo perlu mengambil bagian dan berperan serta
dalam:
1. Ikut
terlibat secara aktif dalam menetapkan hak-hak yang mem-batasi kekuasaan dari
mekanisme anti-korupsi, dengan penuh semangat berjuang melawan korupsi dan
untuk mencegah korupsi kekuasaan politik pada tingkat tertentu. Tokoh
masyarakat harus mampu membe-rikan pengertian bahaya korupsi kepada masyarakat
disekitarnya. Oleh karena itu tokoh masyarakat sebisa mungkin aktif dalam
kegiatan di lingkungannya baik yang bersifat sosial, ekonomi maupun politik.
Hal ini akan lebih baik lagi kalau tokoh masyarakat dapat berkecimpung secara
aktif dalam organisasi-organisasi atau lembaga yang ada di tingkat desa.
2. Ikut serta
aktif dlam kegiatan untuk mempercepat pengembang-an ekonomi, dengan
mempertimbangkan azas keadilan dan memberikan kondisi-kondisi material yang baik
untuk stabilitas politik. Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa kemiskinan
adalah sumber ketidak-stabilan, oleh karena itu pemberantasan kemiskinan, pencapaian
modernisasi ekonomi diperlukan untuk menciptakan stabilitas politik. Oleh
karena itu tokoh masyarakat perlu untuk mendorong masyarakat bersama-sama
dengan pemerintah setempat untuk mendirikan koperasi atau lembaga yang sejenis.
Selain itu tokoh masyarakat perlu ikut mendorong generasi muda untuk memiliki
jiwa wirausaha dengan menggandeng lembaga terkait.
3. Untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka tokoh
masyarakat perlu peningkatan kesadaran rakyat akan kemampuan mereka,
akan hak dan kewajibannya, dan mampu menggunakan kemampuan dan pengetahuannya.
Oleh karena itu sebagai tokoh masyarakat harus mendorong masyarakat untuk; (a)
berpartisipasi dalam proses pengabilan keputusan pada tingkat lokal, (b)
memilih kepemimpinan yang mempresentasikan kepentingan mereka pada tingkat
lokal, regional maupun nasional (c) membagi kekuasaan secara demokratis, (d)
mengalokasikan sumber-sumber komunal secara adil.
4. Berpartisipasi
aktif dalam membentuk masyarakat yang memiliki
keteguhan hati, disiplin yang tinggi, dan mau serta mau bekerja keras perlu
penanaman nilai-nilai wawasan kebangsaan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut
perlu ditanamkan kesadaran bela negara yang bertujuan untuk menggugah kesadaran
akan nilai-nilai perjuangan bangsa dalam berbagai tataran, yaitu, (1) tataran
individu (personal), pada tataran ini
masyarakat perlu nilai dalam kehidupannya yang ditunjukkan dalam sikap dan
perilaku. Oleh karena itu masyarakat harus mampu melakukan internalisasi
nilai-nilai kehidupan sehingga mampu merumuskan pemikiran, putusan dan
tindakan.
(2) tataran masyarakat (community), pada tataran ini masyarakat
harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam
masyarakat dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. (3) tataran bangsa (nation),
pada tataran ini masyarakat harus dapat menjaga perasaan kebersamaan dalam
mendukung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa sebagai bentuk
perjanjian sosial (social contract).
C. Penutup.
Pada
bagian akhir ini saya ingin menyampaikan bahwa, begitu besar peran yang dapat
dimainkan oleh tokoh masyarakat untuk meningkatkan stabilitas nasional. Sejarah
telah mencatat perjuangan yang dilakukan tokoh masyarakat dalam menciptakan dan
meningkatkan stabilitas politik. Namun demikian perlu disadari adanya hambatan
dan tantangan yang cukup berat dalam menciptakan dan meningkatkan stabilitas
politik, oleh karena itu semua pihak harus memiliki kepedulian dalam menumbuh-suburkan
stabilitas politik. Selain itu dalam diri tokoh masyarakat harus selalu tertanam
optimisme, disiplin dan jiwa kejuangan yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar